credit foto : juaka.com
Sembilan tahun kemudian, saat saya masih suka menunggu malam minggu karena bisa bebas begadang menonton drama korea, saya akhirnya bisa menginjakan kaki di pesisir pulang umang. Meskipun hanya pesisirnya saja tapi cukup membuat saya bahagia.
Kenapa sih saya yang sudah punya mimpi selama sembilan tahun itu tidak mengambil kesempatan yang ada? Ini sudah sampai di pesisirnya lho.. kenapa gak sekalian menyebrang saja? kok puas sih hanya lihat dari kejauhan?
Begini ceritanya..
Setiap liburan akhir tahun, keluarga saya punya kebiasaan berkumpul bersama. Kalau ada waktu dan rejekinya, kami juga biasanya menghabiskan waktu untuk pergi ke suatu tempat sama sama. Biasanya sih ke pantai. Menginap 1-2 malam di sana sambil menikmati kebersamaan.
Setelah tahun sebelumnya menikmati tahun baru di Pantai Sawarna, Tahun ini kami memutuskan untuk menikmati tahun baru di pantai Tanjung Lesung, pantai yang tidak terlalu jauh dari rumah mamah di Pandeglang.
Cerita tentang liburan di Tanjung Lesung ini akan saya buat dalam postingan terpisah. Kali ini saya mau cerita kenapa kami sekeluarga bisa terdampar di pesisir Pulau Umang.
*****
Spontan akhirnya kami memutuskan untuk check out lebih awal dan menuju pulau Umang. Saya sendiri penasaran sekaligus deg degan. Rasanya seperti akan bertemu seseorang yang sudah lama ingin ditemui. Kami berangkat pukul 10 pagi, menuju pulau Umang yang ternyata jalurnya sama dengan jalur ke Ujung kulon. Sesaat kami bertemu dengan perkampungan, sesaat kemudian hutan. Menikmati 1,5 jam perjalanan dengan jalur yang tidak mudah, naik turun, berkelak kelok. Saya sendiri merasa seperti de javu. Ini sama persis dengan jalur saat kami menuju Pantai Sawarna satu tahun lalu. Kanan hutan, kiri hutan.
bersiap menuju pulau umang
Sekedar saran.. sebelum memutuskan menuju pulau umang, harus di pastikan terlebih dahulu kondisi mobil dalam keadaan oke dan bensin full. Karena kita tidak akan bertemu dengan pom bensin di sepanjang jalan menuju Pulau Umang. Jadi jangan sampai kehabisan bensin di tengah jalan, ya! Ngerii.
Menurut info yang saya dapat, angkutan umum hanya melewati jalur itu selama 3 kali dalam satu hari dan waktunya sudah di tentukan. Kalau tidak salah jam 4 pagi, jam 11 siang dan jam 3 sore. Mobil pribadi pun akan jarang di temui.
***
Pesisir pulau umang benar benar sangat indah. Langit biru dan pohon kelapa yang berderet di sepanjang jalan sungguh membuat mata tidak bisa berkedip. Indah luar biasa. Kami sempat tersasar dan melewati pintu masuk dermaga hingga akhirnya kami terus mengambil jalur ke Ujung Kulon. Setelah sadar tersasar, kami mencari warga setempat dan ternyata pintu masuk dermaga sudah lewat sekitar 2 kilo :))
Ada dua pintu dermaga menuju Pulau Umang. Pertama dermaga besar yang lokasinya dekat pasar, dan yang kedua adalah dermaga kecil yang pintu masuknya melalui jalan kecil dan lokasinya ada di sebelah kanan dermaga besar. Kami masuk melalui dermaga kecil.
Dermaga kecil menuju Pulau Umang
Dari dermaga kecil inilah kita bisa menaiki feri selama 15 menit untuk sampai di Pulau Umang. Biaya per orangnya adalah Rp. 125.000,- sudah termasuk tiket masuk ke pulaunya.
Kami yang datang kesini hanya dengan modal nekat dan tidak ada persiapan sama sekali, sedikit ragu ragu untuk menyebrang. Target hari itu harus sudah tiba kembali di rumah sebelum malam karena besok anak anak sudah mulai sekolah. Kami yang saat itu baru tiba di dermaga sekitar pukul 12 siang, mengkalkulasi waktu. Kalaupun sampai nekat menyebrang, di sana gak bisa ngapa ngapain lalu harus sudah pulang lagi. RUGI dong mameeenn !!
Makanya kami putuskan untuk tidak menyebrang, menikmati keindahan pulau umang dari kejauhan saja sambil menikmati ikan bakar. Tepat di dekat dermaga itu banyak sekali rumah makan yang menawarkan ikan bakar, dan kami pun memilih salah satu rumah makan yang terlihat masih sangat baru karena penampakannya lebih bersih dan terawat di bandingkan rumah makan lainnya.
Sayangnya saya lupa mengabadikan rumah makan dan menu makanan yang kami santap siang itu. Saking lapar dan excitednya. haha
Pemandangan dari rumah makan itu lumayan amazing. Saat sampai di pesisir pulau Umang, jangan kaget kalau kita bertemu dengan banyak sekali kerbau. Kerbau ini berkumpul dan mencari makan.
Keren ya! sambil makan sambil melihat kerbau dan laut. Di kejauhan terlihat pulau Umang yang melambai lambai ingin di kunjungi. Hari itu kami harus rela pulang dengan hanya melihat pulau Umang dari kejauhan. Target selanjutnya, mudah mudahan bisa menghabiskan waktu bersama lagi saat liburan akhir tahun 2016 ini, di Pulang Umang. YAY! Yang pasti, harus nabung tiga kali lipat dari budget liburan tahun ini. Semangat! :))
Xo-xo
Semoga kesampaian ke Pulau Umang dengan persiapan yang lebih matang ^^
BalasHapusbagus banget ya pemandangannya
BalasHapusootd mb lia juga kece hihi
Seru ya mbak jalan2nya. Penasaran sama penampakan ikan bakarnya hehe
BalasHapusLia...ini yang waktu itu pas pulang bawa "pengikut" bukan sih? :D
BalasHapusWah gak apa2 mba, setidaknya sedikit lebih dekat dari impiannya. Semoga bisa jadi semangat untuk mengejarnya :)
BalasHapusHuwaah sayang banget. Ayo nabung + diagendakan bareng suami, buat weekend getaway sekaligus hanimun colongan. :p
BalasHapuswah keren banget itu pulau umang hehe
BalasHapussemoga kesampaian kesananya :-)